Doa Memohon Keselamatan ( Kejadian 18 : 22 – 33 )

Doa Memohon Keselamatan

Kejadian 18 : 22 – 33

Dapatkah kita mengetahui dengan pasti tentang apa yang akan terjadi di depan langkah kita? Tentu saja tidak! Manusia hanya mereka-reka, membuat prediksi, prakiraan, atau bahkan sebagian orang jatuh kepada ramalan. Namun, siapa yang dapat mengetahui bahwa keselamatan atau kecelakaan yang akan terjadi di depan langkahnya?

Demikian jugalah Abraham tidak mengetahui apa yang akan terjadi dengan dua kota (Sodom – Gomora) yang jeritan terhadapnya sungguh banyak dan sungguh berat dosanya (ay. 20), jika bukan TUHAN yang memberitahukan kepadanya. Mengapa TUHAN dengan sengaja memberitahukan pengetahuan yang tidak akan mungkin diketahui oleh manusia tentang masa depan, terlebih-lebih berita tentang penghukuman terhadap kota itu? (ay. 17). TUHAN sedang menguji Abraham tentang bagaimana sikap dan tindakannya ketika mendengar berita penghukuman itu: (1) Apakah ia akan membiarkan begitu saja penghukuman itu terjadi? (2) Apakah ia akan berusaha agar penghukuman itu tidak terjadi?

Abraham ternyata berusaha agar penghukuman itu tidak terjadi! Dalam kesadaran penuh, Abraham tahu bahwa TUHAN itu adalah Allah yang adil dan benar namun Ia juga adalah Allah yang penuh kasih. Abraham juga tahu bahwa ia adalah debu dan abu; bagaimana mungkin TUHAN akan menarik keputusannya oleh karena permohonannya tersebut. Namun demikian Abraham memberanikan dirinya untuk memohon: Bagaimana kalau ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidak mengampuninya demi kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya? Ternyata TUHAN tidak akan mengampuni seluruh kota itu jika terdapat lima puluh orang benar di dalamnya. Namun Abraham sendiri ragu-ragu apa masih ada lima puluh orang benar di sana. Oleh karena itu, ia kembali memohon: bagaimana jika hanya 45, 40, 30, 20, sampai 10 orang. Ternyata jawaban TUHAN tetap sama: Ia tidak akan menghukum seluruh kota itu karena memandang orang benar yang ada di sana. TUHAN memandang orang benar dan mengasihi mereka. Oleh karena kasih-Nya kepada orang benar itu seluruh kota akan diluputkan dari penghukuman. Namun ternyata 10 orang benar pun tidak ada di kota Sodom dan Gomora oleh karena itu penghukuman tetap terjadi. Namun demikian, TUHAN meluputkan Lot beserta dengan keluarganya oleh karena kasih-Nya. Maka kita bisa melihat bahwa TUHAN tetap dalam keputusan adil-Nya: yang bersalah dihukum yang benar diluputkan dari hukuman.

Keberadaan orang-orang benar sungguh diperhitungkan oleh TUHAN; bahkan kehadiran orang benar di antara mereka yang tidak benar justru menjadi ‘jalan keselamatan’ bagi mereka yang tidak benar. Hal itu semakin nyata di dalam dan melalui Yesus Kristus. Oleh karena pelanggaran dosa satu orang dosa telah menjalar kepada semua manusia, namun oleh karena kebenaran satu orang yaitu Yesus Kristus manusia telah dibenarkan. Ketika Ia tergantung di kayu salib, Ia berkata: Ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Ia masih memohon pengampunan atas dosa orang lain yang mengolok-olokNya ketika tergantung di kayu salib. Maka, melalui Doa yang Ia ajarkan kepada murid-muridNya, Ia mengajar kita: untuk saling mengampuni sebagaimana kita memohon pengampunan atas dosa kita. Di dalam pengampunan-lah keselamatan itu semakin nyata. Oleh karena itu sebagaimana kita yang memohon keselamatan bagi diri sendiri demikian jugalah kita memohon keselamatan bagi orang lain yakni dengan: saling mengampuni. Amin.