Memberitakan Injil dengan Segenap Hati – Roma 1 : 8 – 15

Memberitakan Injil dengan Segenap Hati

– Roma 1 : 8 – 15 –

Seberapa penting injil  bagi kita? Injil bukan hanya penting, tetapi mutlak. Tanpa injil iman kita kosong, pengharapan kita hilang, dan hubungan kita dengan Allah mustahil dipulihkan.  Injil bukan hanya pesan untuk di dengar, tetapi kekuatan untuk dihidupi. Tanpa injil kita tidak memiliki kehidupan, baik di dunia ini maupun di kekalan. Injil bukan untuk di pajang, tetapi untuk dihidupi dan di beritakan. Banyak orang yang tahu injil, tetapi tidak membiarkan injil mengubah hidupnya. Injil bukan teori tapi transformasi. Injil bukan sekedar pengetahuan tentang Yesus, melainkan injil bagian dari kuasa Allah yang dapat mengubah hidup manusia. Jangan biarkan injil hanya berhenti di kepala, kalau injil hanya berhenti di posisi tersebut maka sifat injil itu hanya sebagai pajangan pengetahuan rohani. Tapi kalau injil masuk kehati, manfaatnya begitu luar biasa, injil dapat menghadirkan pertobatan, injil dapat melahirkan kasih serta perubahan/transformasi yang bergerak maju kedepan.

Paulus hidup di zaman ketika injil juga tidak selalu disambut. Banyak orang sibuk dengan filsafatnya, banyak orang yang hidup dengan kekuasaannya serta budayanya. Namun di tengah-tengah itu semua, ia tetap bersyukur karena iman jemaat roma menjadi kesaksian yang luar biasa yang terdengar keseluruh dunia. Artinya meski banyak yang menolak masih ada yang percaya, karena iman yang sejati tidak bisa bungkam. Kita harus sadar dunia ini membutuhkan kabar baik. Banyak orang hidup dalam kegelapan, ketakutan, serta keputusasaan.Dengan memberitakan injil kita telah membawa terang Kristus ke tempat yang gelap. Mari kita lihat iman jemaat Roma tidak mempermainkan injil, mereka tidak menjadikan injil hanya menjadi hiasan di waktu-waktu tertentu. Bukti injil sering dipermainkan, injil sering dijadikan konten viral, bukan  pesan keselamatan. Injil sering dipakai untuk menghakimi, bukan untuk menyelamatkan, dikhotbahkan dengan retorika, tapi tanpa teladan hidup.

Banyak orang menutup telinga karena hati mereka tertutup. Dunia modern mendengar segala hal, musik di dengar, opini dan gosip di dengar, tetapi di dunia modern ini banyak orang tidak mendengar suara Allah karena mereka lebih tertarik pada hiburan dari pada kebenaran. Walau di dunia ini banyak yang tidak mau mendengar tapi Paulus tidak menyerah, dia tetap memberitakan inijil. Karena baginya mendengar atau tidak mendengar bukan urusannya, tugasnya hanyalah setia menyampaikan. Ketika selera Rohani menurun, maka injil akan kehilangan tempat. Injil bukan lagi roti hidup, melainkan injil sudah menjadi camilan rohani, yang sifatnya diambil bila sempat.

Beritakanlah injil agar orang lain berbuah dalam iman. Dalam nats  ini Paulus merasa berhutang untuk memberitakan injil kepada semua orang. Sebab ia tahu injil bukan sekedar kabar baik tentang berkat, melainkan kuasa Allah yang menyelamatkan melalui pengorbanan. Namun banyak jemaat hari ini hanya tertarik pada injil-ijil tertentu. Injil itu ibarat memilih menu, sesuai selera, bukan lagi sesuai kebutuhan.  Injil yang dibutuhkan yang bisa menyenangkan telinga bukan injil yang membangun karakter. Meskipun ini realita kehidupan, kita harus tetap memberitakan injil dengan segenap hati, jangan terpaksa melakukannya, lakukan seperti yang dikerjakan Paulus, dengan kita memberitakan injil maka orang-orang yang ada disekitar kita akan bertumbuh didalam iman dan layak untuk menerima keselamatan yang dari pada Allah. Amin.