Penghakiman yang Terakhir – Wahyu 20 : 11 – 15

Penghakiman yang Terakhir

Wahyu 20 : 11 – 15

Orang banyak mengira, bahwa ajaran tentang penghakiman terakhir merupakan ancaman atau teror rohani.  Alkitab sangat jelas mengajar dan membantu kita untuk lebih memahaminya, bahwasanya ajaran/doktrin alkitab  perihal penghakiman terakhir bukan untuk menimbulkan rasa ke takutan, melainkan penghakiman terakhir menuntun manusia kepada pertobatan, pengharapan dan hidup untuk lebih betanggung jawab lagi. Doktrin penghakiman terakhir benar-benar mengajak kita untuk membuka mata, dan melihat hidup ini harus lebih serius, dan apabila ada yang perlu diperbaiki segeralah di perbaiki. Keadaan manusia saat ini, hidupnya tidak lagi didasari rasa takut akan Tuhan, sibuk mengejar kesenangan, materi dan menganggap kehidupan rohani hanya sebagai sampingan.

Dosa bukan perkara sepele, dosa wujud pemberontakan kepada Allah yang kudus, dan dosa merusak hidup serta menghancurkan tujuan Ilahi dan memisahkan manusia dari Allah. Untuk menebus dosa Anak Allah harus rela mati di kayu salib, ini bukti bahwa dosa itu perkara yang serius bukan perkara yang sepele. Saat ini kita dipanggil bukan untuk meremehkan dosa, melainkan kita diajak untuk hidup dalam kewaspadaan dan penuh tanggung jawab di hadapanNya.

Penghakiman terakhir tidak memberi kesempatan kedua, pertobatan harus benar-benar dilakukan sekarang bukan nanti, bukan juga besok. Mulailah hidup dengan kesadaran bahwa Tuhan melihat segala sesuatu yang kita lakukan, dan tidak ada tempat untuk bersembunyi darinya. Manusia tidak bisa melihat dosa yang kita lakukan, tetapi Allah jelas melihat semua dosa yang kita lakukan. Kebenaran yang terpenting untuk di ketahui, alkitab menyatakan bahwa Allah sendiri memiliki catatan tentang siapa yang dipilih dan berhak diselamatkan oleh kasih karuniaNya. Oleh karena itu kitab ini mengajarkan kita untuk benar-benar menyikapi penghakiman terakhir, kita menyikapinya bukan karena rasa bersalah tapi karena rasa malu akan dosa yang telah ditanggung Yesus di kayu salib. Dengan perilaku yang demikian kita tidak akan menerima hukuman, melainkan kita akan menerima hak sebagai ahli waris bersama dengan Kristus.

Betapa mengerikannya hukuman dari penghakiman terakhir, nama mereka yang tidak tertulis dalam kitab kehidupan mereka akan dilemparkan kedalam lautan api. Pernyataan ini menjelaskan bahwa keselamatan tidak otomatis, serta penghakiman Allah bukan main-main, selagi masih ada waktu segeralah kembali kepada Tuhan.

Penghakiman terakhir bukan gambaran Allah yang kejam, ini terjadi karena manusia lebih memilih hidup tanpa Allah, dan Allah menghormati pilihannya. Namun perlu kita ketahui hukuman kekal bukan tindakan sewenang-wenang Allah. Ini terjadi karena manusia menolak kasih Allah, sehingga kasih berubah menjadi penghakiman. Manusia lebih banyak menutup diri, bukan kasih Tuhan yang kurang dalam hidup manusia.

Firman hari ini membawa kita kesebuah kenyataan yang tidak bisa dihindari oleh siapapun, jangan anggap kuno kekudusan, firman ini membangunkan manusia agar tidak hidup sembarangan karena hidup pasti akan diadili jagan pernah menunda pertobatan. Dia bukan Alah yang sadis, hukuman/neraka adalah keputusan yang diputuskan oleh manusia. Buktinya Allah menawarkan keselamatan manusia menolak. Allah memanggil, manusia tidak peduli. Allah menunjukkan jalan manusia memilih jalannya sendiri. Mulai periksa hidup, hidup ini harus dipertanggung jawabkan dengan sebaik mungkin. Amin.