Tuhan Mendengar Seruan Hamba-Nya
( Nehemia 1 : 1 – 11 )
Banyak orang menutup mata di tengah-tengah kesulitan, ini terjadi bukan hanya soal kurangnya empati, melainkan karena ada kondisi rohani dan sosial yang membuat hati manusia menjadi tumpul terhadap penderitaan. Selama hidup kita berada di zona nyaman, zona nyaman ini menjadi selimut yang menutupi panggilan untuk peduli. Orang menutup mata bukan karena tidak tahu, tetapi karena tidak mau repot. Mereka tahu bahwa jika mereka membuka mata, hati mereka akan terganggu dan mereka harus bertindak. Orang yang menutup mata tidak melihat dengan iman, mereka hanya melihat kesulitan hanya sebagai beban bukan panggilan. Alasan orang menutup mata, hidupnya terlalu nyaman, takut terlibat, tumpul rohani, asyik dengan diri sendiri, serta kehilangan pandangan iman. Namun Tuhan mencari satu orang yang berani membuka mata seperti Nehemia orang yang berani menangis, berdoa, serta bertindak. Melalui Nehemia dengan hati yang terbuka Tuhan dapat memulai pemulihan yang sangat besar.
Nehemia hidup di pembuangan, bekerja sebagai juru minum raja dan memiliki posisi yang terhormat. Ketika ia mendengar kabar bahwa tembok Yerusalem roboh dan pintu-pintunya terbakar hatinya hancur. Ia menangis, berpuasa dan berdoa dihadapan Tuhan. Dari satu hati yang remuk, Tuhan memulai proyek besar pemulihan umatNya. Dan Pemulihan umatnya dimulai dari hati yang benar-benar peduli dan tersentuh oleh keadaan umat. Nehemia sungguh luar biasa dia tidak menutup mata terhadap berita buruk. Ia bisa saja berkata, itu bukan urusanku aku sudah nyaman di istana. Namun ia lebih memilih untuk merasakan beban bangsanya. Nehemia hatinya tidak dikuasai kenyamanan dan kenyamanan tidak membutakan hatinya. Hati yang peka harus melahirkan respon nyata terhadap realitas zaman.
Nehemia tidak berhenti di perasaan, ia bergerak, ia peka. Kepekaan yang sejati menuntunnya pada tindakan yang relevan. Peka terhadap penderitaan sosial lalu menjawabnya dengan aksi nyata, bukan hanya sekedar aksi simpati. Gereja dan umat Tuhan juga harus peka terhadap krisis spiritual dan juga peka terhadap iman. Terlebih hati yang peka harus dijaga agar tidak tumpul, zaman modern penuh dengan distraksi, kesibukan, kemajuan teknologi dan egoisme dapat menumpulkan rasa peduli. Tanggung jawab kita saat ini benar-benar menjaga hati dihadapan Tuhan. Sebagai juru minuman raja, Nehemia punya kedudukan yang penting, tapi ia tahu kekuasaan dunia tidak bisa menyelesaikan penderitaan. Nehemia tidak terburu-buru membuat rencana. Ia diam dihadapan Allah merenungkan firman dan mengingat janji Tuhan. Dengan itu, ia tidak hanya tahu apa yang harus dilakukan, melainkan ia mengerti terhadap yang dilakukannya. Nehemia melakukan segala sesuatu dimulai dari doa. Ia tidak sekedar melapor kepada Tuhan tetapi benar-benar menjadikan doa sebagai respons pertama terhadap penderitaan bangsanya. Ia berdoa karena percaya bahwa pemulihan sejati datang dari Allah bukan dari kemampuan manusia. Doanya bukan doa sekedar meminta tolong, melainkan ini doa pertobatan. Ia menyadari bahwa penderitaan ini terjadi bukan akibat politik tetapi penyebab terbesarnya adalah dosa.
Nehemia bersedia menjadi jawaban dari doanya sendiri, ini merupakan inti dari spritualitas Nehemia doa yang tidak berhenti di bibir, tetapi menggerakkan tangan dan langkah. Doanya bukan pelarian melainkan persiapan, ia berdoa tidak untuk menghindari tanggung jawab melainkan untuk menyiapkan hati dan keberanian. Ia tidak menunggu Tuhan menurunkan solusi dari langit, tetapi ia siap menjadi alat Tuhan di bumi. Ketika kita juga berdoa agar gereja kita bertumbuh, apakah kita mau dipakai Tuhan untuk bagian dari pertumbuhan itu? Pertumbuhan gereja tidak dimulai dari program besar, melainkan bertumbuh dari hati yang siap berkata: Tuhan pakailah aku. Tuhan mendengar dan menjadikan Nehemia sebagai alat jawaban.
Allah tidak hanya memberi solusi tetapi memakai Nehemia sebagai bagian dari solusi tersebut. Doa Nehemia menunjukkan bahwa Tuhan tidak tuli terhadap tangisan iman. Setiap doa yang dinaikkan dengan hati yang tulus tidak akan pernah siasia. Nehemia berdoa selama berbulan-bulan, menanti waktu Tuhan bekerja. Dan pada saat yang tepat, Tuhan membuka jalan, melalui raja, serta kesempatan dan keberanian yang baru. Doanya bukan hanya didengar tapi dijawab dengan kuasa yang nyata. Amin.





