Tuhan Mengasihi Segala Bangsa
Maleaki 1 : 1 – 6
Hari ini kita kembali belajar,bahwa kasih Tuhan tidak terbatas oleh suku, warna kulit ataupun bangsa. Kasihnya universal, bukan kasih yang ekslusif melainkan kasih yang inklusif. Kasihnya menembus batas, menyapa kita dengan tujuan dunia kenal dengan kasihNya yang hebat. Dalam kitab Maleakhi 1:1-6 umat ciptaanNya mengalami kondisi mati rasa/apatis terhadap kasih Allah. Hal ini terjadi karena kekecewaan, ekonomi yang sulit, ibadah yang asal-asalan serta hati yang letih dan lesuh. Fakta yang kita lihat dalam nats ini. Israel bagaikan istri yang tidak peka dan tidak menyadari kebahagiaan suaminya. Jika kita bertanya kepada Israel tentang hubungannya dengan Tuhan ia akan menjawab semuanya baik-baik saja. Tetapi jikalau kita bertanya kepada pasangannya yakni Tuhan, maka Ia akan berkata sungguh buruk. Istri-Ku tidak menyadari kasih-Ku. Penilaian yang diungkapkanNya tentu saja benar.
Firman ini berharap janganlah kita membenci Tuhan, beberapa dari kita sudah banyak yang menunjukkan sikap acuh tak acuh terhadap Tuhan. Padahal Tuhan tetap mengasihi umatNya, tetapi umatNya tidak lagi merasakannya. Mereka tidak menghargai kasih Tuhan, mereka melihat kasih Tuhan sebagai sesuatu yang murahan, tidak berarti dan dianggap biasa saja. Hal ini dapat kita lihat dari pertanyaan yang disampaikan mereka di ayat 2, dengan cara bagaimana engkau mengasihi kami? Mengapa ini di pertanyakan? Tentu sumbernya mereka hanya fokus kepada masalah-masalah yang hadir didalam kehidupannya, sehingga mereka melupakan urgensi pesanNya, serta tujuan yang telah dirancangnya. Dalam keadaan seperti inilah umat Tuhan akan berubah, lebih mudah menentang, memberontak, serta mempertanyakan fakta kasih yang sebenarnya itu dimana.
Akhir-akhir ini sifat manusia banyak berubah, manusia saat ini lebih memiliki mentalitas materialistik. Imannya semakin terlihat rapuh dan melemah, praktik ibadahnya penuh dengan dosa. Banyak orang yang menjalani gerakan menjadi seorang Kristen yang baik, ia rajin ibadah, rajin memberikan tanggung jawabnya, tapi sangat disayangkan ada beberapa yang melakukan itu karena ada maunya, mereka memiliki motivasi yang tidak baik dihadapan Tuhan. Cara-cara seperti ini seakan-akan menjadikan Tuhan seorang dukun yang harus mengabulkan semua keinginananya. Apabila ini tidak terpenuhi maka ia akan mulai marah dan kembali bertanya dengan cara bagaimana engkau mengasihi kami?
Allah telah menyatakan kasihnya adalah kasih pilihan, yang memiliki arti Allah memilih bukan karena layak, bukan karena prestasi, melainkan semua itu murni karena perjanjian. KasihNya tetap meski umatNya tidak setia, kasihNya bukan sekedar kata-kata, tapi terlihat dari tindakannya. Namun ini tidak di mengerti, karena mereka punya statement jika hidup susah berarti Tuhan tidak mengasihinya. Jangan menafsirkan kasih Tuhan dari keadaan hidupmu, lihat kembali sejarah hidupmu, Tuhan selalu setia dari awal sampai sekarang.
Firman ini benar-benar menegur kita, jangan biarkan kita apatis/ mati rasa terhadap kasihNya. Jangan biarkan diri kita memberikan korban sembarangan (cacat,sisa, dan bukan yang terbaik). Begitu juga dengan ibadah, perlu kita perbaiki biarlah ibadah kita penuh dengan rasa hormat, dengan hati yang tulus dan bukan formalitas. Demikian juga melayani Tuhan bukan hanya sebagai rutinitas saja. Hidupi panggilan firman ini, firman ini mengingatkan kasih Allah begitu besar kepada kita manusia. Nats ini benar-benar membawa kita untuk kembali pulih, kembali untuk menghormatiNya dan mulai untuk peduli dan benar-benar peka terhadap kasihNya. Amin.





