Yesus Kristus Pemimpin yang Kekal
Ibrani 13 : 7 – 17
Hingga hari ini masih saja ada ajaran yang berfokus pada soal makanan haram dan tidak haram; apa faedahnya? Kristus telah menegaskan bahwa bukan apa yang masuk ke dalam mulut tetapi apa yang keluar dari mulut itulah yang menajiskan orang. Ajaran yang menekankan makanan haram dan tidak haram ini membuat kita lupa bahwa apa sesungguhnya fokus hidup kita? Apa yang sesungguhnya membuat kita kudus dan tidak kudus? Di mana sesungguhnya pusat keselamatan kita; pada apa yang lahiriah atau yang batiniah? Di mana kedudukan pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib jika kita masih sibuk mengurus soal makanan haram dan tidak haram? Apakah makanan yang dianggap haram akan membatalkan keselamatan kita dalam penebusan Yesus Kristus di kayu salib?
Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya; itu berarti ajaran-Nya tidak pernah berubah: apa yang telah Ia ajarkan dahulu kepada murid-murid-Nya masih tetap berlaku hingga hari ini dan di hari-hari yang akan datang. Bukan hanya itu tetapi juga kasih-Nya, penyertaan, kuasa dan pengampunan-Nya masih tetap sama; itu kekal dan abadi. Sebagaimana dahulu di dalam kemanusiaan-Nya sebelum kematian dan kebangkitan-Nya; Ia telah memberitahukan apa yang Ia dengar dari Bapa untuk kita lakukan, seluruhnya masih berlaku hingga hari ini. Di dalam ketetapan dan ketidakberubahan itulah kita berpegang.
Ia telah tergantung di kayu salib di luar gerbang kota Yerusalem menjadi tebusan bagi banyak orang, agar melalui-Nya setiap orang yang percaya pada penebusan-Nya di kayu salib; mati dan bangkit bersama-sama dengan Dia. Dalam penebusan itulah kita percaya bahwa bumi ini adalah tempat sementara dan kita sedang menanti-nantikan kota yang akan datang yakni Yerusalem yang baru.
Daripada sibuk berbicara tentang makanan haram dan tidak haram, jauh lebih berfaedah jika hidup orang percaya diarahkan kepada perbuatan baik dan welas asih kepada orang lain sebagai ucapan syukur atas penebusan yang telah Ia berikan kepada kita sekalian. Kita tidak lagi membawa korban penebusan dengan anak domba, tetapi korban syukur dalam puji-pujian atas keselamatan yang telah Ia berikan. Amin.
Cek renungan lainnya di sini.